Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, jika seandainya Anda memiliki kemampuan persuasi yang tak terlawankan? Atau memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain secara lebih efektif? Atau agar anak Anda lebih mudah diminta mengerjakan PR dirumah atau memintanya makan yang teratur? Atau sebut keinginan apa lagi yang selama ini membuat iri kita, karena hanya dimiliki oleh orang-orang yang ‘berbakat’ atau kharismatik?
Jika Anda sudah pernah mendengar NLP
Hypnotic Language Pattern, tentu pertanyaan di atas bukan suatu impian
lagi. Saat ini NLP-HLP tengah menjadi suatu bidang yang amat digandrungi di
berbagai belahan dunia.
Apakah Hypnotic Persuasion?
Hypnotic persuasion adalah suatu teknik mempengaruhi (persuasion) yang
menggunakan pendekatan hypnosis. Nah, bagi Anda yang masih belum tahu hypnosis
itu sebenarnya apa, silahkan mengacu pada artikel “Apakah Hypnosis”. Secara
singkat, bisa dijelaskan hypnosis adalah cara berkomunikasi dengan alam bawah
sadar. Bukan merupakan mistik, bukan magic, bukan power, namun merupakan
ketrampilan komunikasi.
Secara garis besar, kata-kata
tertentu bisa menimbulkan efek hipnotis pada seseorang. Disebut efek hipnotis
artinya, saat didengarkan, proses pemahaman yang terjadi di level bawah sadar
sama persis dengan apa yang diinginkan oleh komunikator nyaris tanpa mengalami
efek distorsi apapun.
Ada berbagai cara untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar, yakni :
Ada berbagai cara untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar, yakni :
- Membuat seseorang masuk kondisi hipnotik / trance, caranya bisa bermacam-macam. Dalam proses suyet akan nampak seperti tertidur tak sadarkan diri, sekalipun sebenarnya justru ia dalam state konsentrasi dan sangat aware terhadap instruksi penghipnotisnya.
- Membuat sibuk alam sadar seseorang, sehingga overload dan memasukkan kalimat tertentu untuk menyelinap ke bawah sadar. Dalam kondisi ini ia tidak akan masuk dalam state hipnotik, namun kalimat hipnotiknya tetap bisa masuk dan ditangkap oleh bawah sadarnya.
- Menggunakan language pattern tertentu yang terutama penuh dengan penggunaan presuposisi (asumsi) sehingga menimbulkan efek transderivational search. Cara ini mirip cara kedua, tidak menimbulkan kondisi hipnotik, namun kalimat sugesti hipnotiknya akan masuk ke bawah sadarnya.
Nah, hipnotic persuasion adalah
memanfaatkan dua cara terakhir. Teknik ini berbasis pada conversational
hypnosis, yakni hypnosis yang menggunakan pendekatan ericksonian. Pendekatan
ericksonian berakar pada ahli hipnotis modern bernama Milton H. Erickson.
Pendekatan ini di dalam NLP dikenal sebagai Milton Model, maksudnya adalah
model bahasa hipnotik berdasarkan Milton H. Erickson ini.
Dari banyak sekali pattern yang ada,
dalam artikel ini kita akan secara khusus mempelajari satu language pattern
yang disebut sebagai Single Binding Pattern. Sukses tidaknya suatu
hipnotik language pattern sangat ditentukan seberapa efektif anda membangun
keakraban (rapport) dengan lawan bicara Anda. Semakin dalam level
rapport anda dengan lawan bicara, semakin powerful sugesti yang Anda katakan.
Banyak para pembelajar pemula NLP
mengatakan bahwa Milton Model / Ericksonian nggak jalan, dan akhirnya berhenti
belajar. Padahal ini disebabkan oleh kegagalan mereka dalam membangun rapport
dengan lawan bicara. Dalam peribahasa Indonesia disebut sebagai “buruk muka
cermin dibelah”.
Single Binding Pattern
Single binding pattern adalah suatu proses melekatkan (bind) dua buah
kalimat sehingga nampak berhubungan secara logis. Disebut pattern artinya
adalah pola, dalam hal ini adalah pola kalimat yang sudah di craft sedemikian
rupa sehingga siap pakai. Mungkin istilah Indonesianya untuk hypnotic
language pattern adalah “bahasa hipnotis kalengan”.
Single binding akan memunculkan efek logis diantara 2 buah
kata/frasa/kalimat, sekalipun sebenarnya antar kalimat tidak itu ada
hubungannya. Anda bebas saja merangkai kalimatnya sepanjang mengikuti polanya.
Pola ini sering disebut “the more – the more pattern” atau
“semakin-semakin”. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kata “semakin-semakin”
dalam merangkai kalimatnya.
Efek yang akan muncul dari “single
binding” ini adalah efek sebab akibat. Ada dua jenis efek sugesti yang akan
muncul dari pola bahasa hipnotis ini :
- ” Sugesti munculnya Akibat
- ” Sugesti munculnya tindakan Sebab
Efek Sugesti Akibat
Coba selami kalimat ini, baca dan
berhenti sebentar untuk mengikuti instruksinya : “Semakin Anda berusaha mencoba
berhenti membaca, semakin anda akan menginginkan membaca terus.”
Apa yang Anda alami? Sangat menarik,
inilah yang sering dipergunakan dalam dunia stage hypnosis. Pattern ini
dipergunakan untuk memunculkan apa yang disebut Hukum Keterbalikan.
Saat di panggung hypnostage,
di awal acara sering dilakukan tes sugestibilitas. Saat tes sugestibilitas,
saya kadang meminta suatu gerakan yang disebut “hand clasp“, yakni
menjulurkan kedua tangan ke depan dan menangkupkan kedua telapak tangannya dan
akan dimunculkan efek lengket. Pada titik tertentu saya akan mengatakan “Semakin
Anda berusaha mencoba membuka telapak tangan Anda, semakin telapak Anda akan
melekat lebih erat dan tidak akan bisa dilepas!“
Luar biasanya, jika dikatakan dengan
tepat , maka efek daya lekat ini akan muncul tanpa tertahankan lagi. Semakin
orang itu berusaha melepaskan kedua telapak tangannya yang lengket, maka ia
akan merasakan bahwa telapak tangannya semakin lengket satu sama lainnya. Di
sini efek sebab akibat terjadi dengan unik, bahkan bertolak belakang.
- Sebab : Berusaha melepaskan telapak tangan yang melekat.
- Akibat : Telapak tangan melekat lebih erat.
Secara logika adalah semakin
melepaskan telapak tangan yang lengket, semakin telapak tangan cepat terlepas.
Inilah keunikan bahasa hipnotik, sekalipun hubungan kalimatnya bertolak
belakang (semakin dilepas akan semakin erat), namun tetap saja ia punya
kekuatan sugesti.
Efek Sugesti Munculnya Tindakan
Sebab
Efek ini terjadi saat 2 kalimat
dirangkai dengan cara menuliskan kalimat pertama adalah sugestinya kalimat
kedua adalah benefit/kerugian yang diperoleh pendengarnya.
Contoh 1 :
“Semakin cepat Anda membayar tagihan listrik, semakin banyak diskon yang akan Anda peroleh.”
“Semakin cepat Anda membayar tagihan listrik, semakin banyak diskon yang akan Anda peroleh.”
- ” Kalimat 1 Sugesti : Cepat Anda Bayar Listrik!
- ” Kalimat 2 Benefit : Banyak Diskon Akan Anda Peroleh
Sugesti akan jalan karena orang
termakan iming-iming untuk mendapatkan diskon, sehingga memunculkan “tindakan
sebab”, yakni membayar listrik lebih cepat.
Contoh 2 :
“Semakin cepat Anda membayar tagihan listrik, semakin kecil kemungkinan Anda terkena denda.”
“Semakin cepat Anda membayar tagihan listrik, semakin kecil kemungkinan Anda terkena denda.”
- ” Kalimat 1 Sugesti : Cepat Anda Bayar Listrik!
- ” Kalimat 2 kerugian : Kecil Kemungkinan Anda Terkena Denda.
Sugesti akan jalan karena orang
terhantui oleh resiko denda, sehingga memunculkan “tindakan sebab”, yakni
membayar listrik lebih cepat.
Kalimat hipnotik ini bisa berfungsi
dengan baik karena manusia cenderung menjauhi masalah dan mengejar keuntungan
(sesuai hukum ‘Pain Pleasure Principle’, atau Metaprogram Arah Motivasi).
Hati-hati dengan penggunaan kalimat
ini secara salah, bisa berakibat yang tidak diinginkan. Misal, kecenderungan
seorang ibu yang menakut-nakuti anaknya agar tidak menangis.
Contoh 3 :
“Semakin kamu menangis, semakin Mama tidak akan membelikan kamu mainan.”
“Semakin kamu menangis, semakin Mama tidak akan membelikan kamu mainan.”
- ” Kalimat 1 Sugesti : Kamu menangis!
- ” Kalimat 2 kerugian : Mama Tidak Akan Membelikan Kamu Mainan.
Sugesti akan jalan karena anak
terhantui oleh resiko tidak dibelikan mainan, namun justru yang muncul adalah
“tindakan sebab”, yakni Menangis!!!.
Jadi apa yang harus dilakukan si
Ibu? Lakukan sugesti sebab dengan cara mengatakan “Apa yang diinginkan” dan
menghindari mengatakan “Apa yang tidak diinginkan.”
Contoh 3 :
“Semakin cepat kamu berhenti menangis, semakin Mama akan membelikan kamu mainan.”
“Semakin cepat kamu berhenti menangis, semakin Mama akan membelikan kamu mainan.”
- ” Kalimat 1 Sugesti : Kamu Berhenti Menangis!
- ” Kalimat 2 kerugian : Mama Akan Membelikan Kamu Mainan.
Sugesti akan jalan karena anak
terinspirasi oleh iming-iming dibelikan mainan, sehinga yang muncul adalah
“tindakan sebab”, berupa “Kamu Berhenti Menangis!!!.”
Dengan mudah Anda menerapkan pattern
diatas di berbagai situasi lain, misalkan untuk menuliskan script iklan,
untuk menyuruh anak buah agar bersedia rajin di kantor, untuk mempengaruhi
masyarakat agar lebih tertib membuang sampah, untuk kampanye, dan lain-lain.
Hanya imajinasi Anda yang bisa membatasinya.
Kesimpulan
Begitu selesai membaca artikel ini, Anda akan menyadari bahwa ketajaman linguistik Anda semakin menguat dan secara alami membuat ketertarikan Anda pada hypnotic language pattern menjadi semakin tinggi. Semakin Anda memikirkan hal itu, rasanya semakin kuat dorongan hati Anda untuk mengikuti pelatihan “The Power Of Hypnotic Persuasion” yang akan digelar di bulan September depan. Hehehehe, Anda secara otomatis dengan mudah mengerti maksud saya kaaan?
Begitu selesai membaca artikel ini, Anda akan menyadari bahwa ketajaman linguistik Anda semakin menguat dan secara alami membuat ketertarikan Anda pada hypnotic language pattern menjadi semakin tinggi. Semakin Anda memikirkan hal itu, rasanya semakin kuat dorongan hati Anda untuk mengikuti pelatihan “The Power Of Hypnotic Persuasion” yang akan digelar di bulan September depan. Hehehehe, Anda secara otomatis dengan mudah mengerti maksud saya kaaan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar